JawiJangkep adalah pakaian untuk laki-laki jawa. Biasanya digunakan pada acara resmi dan sehari-hari. Jawi Jangkep yang digunakan untuk acara formal berwarna hitam. Sedangkan Jawi Jangkep yang digunakan untuk sehari-hari berwarna selain hitam. Penggunaan Jawi Jangkep ini juga disertai dengan atribut yang harus dikenakan.
Apakah Anda sedang mencari arti kata jangkep dalam bahasa Indonesia? jangkep adalah kata bahasa Jawa yang terdiri dari 7 huruf dan berawal dengan huruf j. Berikut ini adalah arti dari jangkep dalam bahasa Indonesiagenap tidak ganjil; tidak kurang dan tidak lebih; pasgenap; lengkapUntuk lebih jelasnya silakan lihat tabel arti kata berikutJawaIndonesiajangkepgenap tidak ganjil; tidak kurang dan tidak lebih; pasgenap; lengkap Demikianlah penjelasan arti kata jangkep dalam bahasa Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat. Terimakasih.Jawijangkep terbagi menjadi dua, ialah Jawi Jangkep dan Jawi Jangkep padintenan (keseharian). Tetapi pemakaian jawi jangkep padintenan sudah mulai ditinggalkan apalagi dalam kehidupan sehari-hari. Pakaian ini identik dengan baju atasan yang disebut beskap yang berwarna hitam dan bawahannya seperti kain jarik yang dililit.
Pakaian Adat Jawa Tengah β Padaera globalisasi sekarang ini banyak dari orang Indonesia yang sudah mulau lupa dengan ciri khasnya sendiri. Dari sebuah tingkah laku, tutur kata sampai pakaian adatnya. Pada saat ini banyak dari masyarakat Jawa Tengah yang mulai melupakan pakaian adat Jawa Tengah. Pakaian adat Jawa Tengah mempunyai berbagai macam jenis dan bahan yang beranekaragam. Sebagai salah satu warga yang baik, tentunya kita tidak akan meninggalkan adat berpakaian yang sudah menjadi ciri khas bangsa kita ini. Jangan sekali dari kita untuk senatiasa melupakan pakaian adat peninggalan dari nenek moyang dulu yang digunakan untuk aktivitas setiap harinya. Misalnya yaitu pakaian batik adalah sebuah ikon tersendiri yang selalu dikenakan orang jawa khususnya daerah Jawa Tengah. Macam Pakaian Adat Jawa TengahKeunikan Pakaian Adat Jawa TengahJenis Pakaian Adat Jawa Tengah1. Kebaya Jawa Tengah2. Jawi Jangkep atau Jawa Lengkap3. Kanigaran4. Basahan5. Surjan6. Beskap Jawa Tengah7. Batik8. Jarik9. Sinjang atau Dodot10. Kemben11. Stagen12. Kain Tapih Pinjung13. Blankon14. Kuluk15. KerisPakaian Adat Jawa Tengah Pria dan WanitaBudaya Baju Adat Jawa Tengah dan SekitarnyaKesimpulan Pakaian Adat Jawa Tengahββββ Berikut ini adalah 15 macam Pakaian adat Jawa Tengah 1. Kebaya Jawa Tengah 2. Jawi Jangkep 3. Kanigaran 4. Basahan 5. Surjan 6. Batik 7. Beskap Jawa Tengah 8. Sinjang atau Dodot 9. Jarik 10. Stagen 11. Kemben 12. Kain Tapih Pinjung 13. Blangkon 14. Keris 15. Kuluk 16. Jawa Lengkap Keunikan Pakaian Adat Jawa Tengah Pakaian Adat Jawa Tengah Pakaian adat Jawa Tengah mempunyai bentuk yang indah dan juga mempunyai seni tersendiri. Busana yang bernuansa tradisional sehingga banyak disukai oleh banyak kalangan dari pengantin. Selain itu juga di dalam busana Jawa Tengah telah dilengkapi dengan berbagai hiasan agar tampilan pengantin lebih menarik lagi. Jenis Pakaian Adat Jawa Tengah Pakaian Adat Jawa Tengah Provinsi Jawa Tengah telah dikenal sangat kental akan ragam budayanya yang masih alami dari tahun ke tahun. Salah satunya yaitu ragam budaya yang dimiliki daerah Jawa Tengah adalah pakaian adat yang beraneka ragam. Pakaian adat jawa mempunyai beberapa macam dan jenis karena Pulau Jawa sendiri terbagi menjadi 3 provinsi misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan juga Jawa Barat. Nah, untuk itu berikut ini adalah beberapa pakaian adat Jawa yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia 1. Kebaya Jawa Tengah Kebaya adalah salah satu pakaian adat yang telah dikhususkan untuk wanita. Kebaya ini berasal dari Bahasa Arab Abaya yang artinya adalah pakaian. Kebaya ini pada umumnya dibuat dengan bahan tipis yang telah dipadukan dengan kain batik, songket, dan juga sarung. Kebaya daerah Jawa Tengah ini mempunyai sebuah ciri khas tersendiri, umumnya berwarna hitam dan juga keemasan. Kebaya ini sangat cocok dipadukan dengan jarik bercorak batik khas Jawa. Bahan batik yang dipakai pun terkenal dengan batik asli yang ditulis secara manual serta bukan merupakan batik yang menggunakan cap seperti batik jaman modern ini. Menggunakan kebaya harus lengkap dengan beberapa atribut-atributnya. Berikut ini adalah kelengkapan dari kebaya Pakaian atasan yang berupa kebaya, kemben, stagen, dan juga kain tapih pinjung. Bawahannya berupa kain jarik berbagai corak khas daerah Jawa Tengah. Konde yang telah dihiasi dengan bunga melati pada bagian atasnya. Berbagai macam tambahan aksesoris misalnya cincin, kalung, gelang, subang, dan juga kipas. Penggunaan dari kebaya ini harus diatur sedemikian rupa yang telah disesuaikan dengan status sosial orang tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, kebaya ini tidak pernah kehilangan peminat. Kebaya ini telah menjadi saksi dari perkembangan Indonesia sejak zaman dahulu sampai sekarang ini. Pasalnya kebaya ini akan teris mengikuti perkembangan zaman dari tahun ke tahun. Dengan demikian kebaya dapat bertahan sampai zaman sekarang ini. 2. Jawi Jangkep atau Jawa Lengkap Jawi Jangkep atau Jawa Lengkap adalah salah satu pakaian adat yang telah dikhususkan untuk pria. Jawi Jangkep ini terdiri dari 2 macam yakni a. Jawi Jangkep, Jawi janggep ini biasa dipakai pada saat acara formal dan juga acara resmi saja dengan menggunakan atasan yang berwarna hitam. b. Jawi Jangkep Padintenan, Jawi jangkep padintenan ini dapat dipakai dalam kegiatan sehari-hari dengan menggunakan atasan yang berwarna selain hitam. Pada saat menggunakan jawi jangkep harus lengkap dengan atribut-atributnya. Berikut ini adalah kelengkapan dari atribut jawi jangkep Pakaian atasan yang berupa baju beskap pada umumnya mempunyai motif Bunga dengan bagian belakang yang jauh lebih pendek. Bawahan berupa kain jarik yang kemudian dililitkan pada ikat pinggang yang sudah tersediakan. Penutup kepala yang berupa blangkon atau destar. Wangkingan atau keris. Ikat pinggang yang berupa lerep, epek, dan juga timang. Bunga melati yang dililitkan pada bagian leher. Pakaian adat yang satu ini masih sangat dijaga kelestariannya. Bahkan pada saat acara-acara tertentu banyak yang masih menggunakan Jawi Jangkep tersebut. 3. Kanigaran Kanigaran adalah salah satu pakaian adat yang diperuntukan untuk para golongan bangsawan yang terbuat dari bahan beludru. Pada umumnya kanigaran ini mempunyai warna hitam. Penggunaan dari kanigaran ini telah dilengkapi dengan kain dodot atau kampuh sebagai bawahannya. Pakaian adat ini juga biasa sering dipilih oleh para calon pengantin. Karena kanigaran ini mempuyai nilai dan juga arti yang sangat tinggi dan kental. Kanigaran ini sendiri telah merujuk pada dandanan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang biasa disebut dengan paes ageng kanigaran. Riasan ini dipersilahkan untuk digunakan oleh masyarakat umum pada masa pemerintahan Sultan HB IX. Namun dari si perias harus sudah mengerti dan juga terlatih dalam melakukan riasan tersebut. Perias juga harus menggerti cara menggunakan dan apa saja aksesoris yang harus digunakan. Karena kanigaran ini sendiri mempunyai aturan khusus tersendiri yang harus dilaksanakan oleh perias tersebut. 4. Basahan Basahan merupakan salah satu pakaian adat yang dipakai oleh pengantin wanita. Besahan ini sendiri berasal dari warisan kebudayaan Maratam. Sama halnya dengan kanigaran, besahan ini juga telah merujuk pada dandanan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang biasa disebut paes ageng kanigaran. 5. Surjan Surjan adalah salah satu pakaian adat dari daerah Jawa Tengah yang berupa kemeja atasan. Sama halnya dengan Jawi Jangkep, surjan ini juga jenis pakaian yang dikhususkan untuk pria. Surjan ini sendiri berlengan panjang dengan kerah tegak dan juga terbuat dari kain bermotif lurik atau bunga. Menurut sejarah, surjan ini sudah ada sejak zaman Mataram Islam yang telah diciptakan pertama kali oleh Sunan Kalijaga. Surjan sendiri mempunyai beberapa kancing yang terpasang di bagian kerah, dada kanan, dan dada kiri, serta dada dekat perut yang mempunyai jumlah kancing berbeda di setiap tempatnya. Jumlah dari kancing tersebut mempunyai arti sendiri, berikut ini adalah arti dari jumlah kancing tersebut Pada bagian kerah terdapat 6 buah kancing yang dapat melambangkan 6 rukun iman. Pada bagian dada kiri dan dada kanan terdapat 2 buah kancing yang dapat melambangkan nafsu manusia harus dapat dikendalikan. Penggunaan surjan dahulunya terbatas pada bangsawan dan juga pada abdi keraton. Namun pada saat ini surjan banyak dipakai oleh rakyat biasa. 6. Beskap Jawa Tengah Beskap merupakan salah satu pakaian adat untuk seorang laki-laki dari daerah Jawa Tengah yang awal mulanya adalah bagian dari jawi jangkep. Namun dengan seiring perkembangan jaman beskap dan jawi jangkep biasa digunakan secara terpisah. Beskap mempunyai warna yang sangat beragam, namun umumnya identik dengan warna gelap dan juga selalu polos. Tekstur dari beskap ini tebal yang disertai dengan kerah baju yang tidak mempunyai lipatan. Pakaian adat ini mempunyai perbedaan dari segi ukuran potongan pada bagian depan yang tidak simetris. Tujuan dari ketidaksimetrian tersebut yaitu untuk antisipasi penggunaan aksesoris keris yang mungkin cukup berat. Kancing yang ada pada beskap terletak pada sisi kanan dan sisi kiri dengan pola yang dapat dibilang cukup unik yakni menyamping. Pada umumnya beskap ini dipadukan dengan jarik yang mempunyai corak khas Jawa Tengah yang dipakai untuk menutupi kaki. Terdapat pula 4 jenis berkap, yakni Beskap gaya Yogya, adalah beskap yang merujuk pada pakem Keraton Kesultanan. Beskap gaya Solo adalah jenis beskap yang terinspirasi dari pakem budaya Keraton Kasunan. Beskap Landung adalah jenis beskap dengan bagian depan yang panjang. Beskap gaya Kulon. 7. Batik Batik merupakan jenis pakaian adat dari daerah Jawa Tengah yang sangat mendunia. Batik ini sendiri terdiri dari berbagai macam motif. Motif dari batik ini sendiri telah dipengaruhi oleh kondisi geografis dan juga budaya dari masyarakat setempat. Batik yang berasal dari daerah pesisir pada umumnya lebih dinamis dalam pemilihan corak dan juga warnanya dibandingkan dengan dari daerah lain yang masih terpengaruh oleh budaya keraton. Seiring dengan adanya perkembangan zaman moden dari pakaian batik pun kian beragam. Dengan demikian banyak dari instansi-instansi yang telah menjadikan batik sebagai seragam. Mulai dari pemerintahan sampai instansi pendidikan sekalipun. Bangga dengan adanya budaya dalam negeri bukan berarti akan tertinggal pula dengan persaingan global yang telah ada. Baca Juga Upacara Adat Jawa Tengah 8. Jarik Jarik adalah sebuah kain yang telah bermotifkan batik dengan berbagai corak khas dari Jawa Tengah. Bagi seseorang masyarakat Jawa Tengah, jarik mempunyai sebuah filosofi tersendiri yakni sebuah tingkatan dalam hidup. Pada jaman dahulu jarik ini dapat digunakan oleh pria maupun wanita dalam kegiatan sehari-hari. Akan tetapi dengan seiring berkembangan zaman jarik sudah mulai di tinggalkan. Walaupun tetap ada, sekarang jarik mungkin masih digunakan oleh para nenek dan juga pada saat acara tertentu saja. 9. Sinjang atau Dodot Sinjang atau dodot adalah sebuah kainbatik panjang yang dipakai untuk menutup badan yang bagian bawah. Keberadaan dari pakaian adat ini juga tak terlalu penting namun juga selalu dibutuhkan. Sinjung adat dodot ini sudah jarang sekali untuk diketahui oleh para generasi muda masa kini karena penggunaannya juga sudah jarang sekali. 10. Kemben Kemben merupakan salah satu pelengkap dari sebuah pakain adat. Kemben ini sendiri dipakai untuk menutup dada seorang wanita. Kemben ini terbuat dari kain panjang yang dililitkan dar daerah dada sampai bawah pinggul. Kemben ini tidak akan terlihat, karena penggunaannya di dalam pakaian adat Jawa Tengah lainnya. 11. Stagen Stagen ini juga adalah salah satu pelengkap dari sebuah pakaian adat saja. Stagen ini berupa gulungan kain yang panjang yang biasa juga digunakan di bagian dalam. Stagen ini biasa dipakai untuk menahan jarik agar tidak melorot atau jatuh serta dapat juga dipakai untuk terapi perut agar perut tidak buncit. Pada saat ini stagen sudah sangat sulit untuk ditemukan. Dengan demikian penggunaan dari stagen ini jadi sangat jarang dan juga hanya beberapa saja yang menggunakannya. 12. Kain Tapih Pinjung Kain tapih pinjung ini merupakan salah satu kain yang dipakai pada bagian pinggang dengan cara melilitkannya dari kiri ke kanan mulai perut sampai pinggang. Kain tapih pinjung ini terbuat dari kain jarik yang bermptif batik yang dipakai untuk menutupi stagen agar tidak terlihat. Kain tapih pinjung ini hanya dapat dijadikan sebagai penambah dari berpakaian adat khususnya yaitu untuk pakaian adat Jawa Tengah. San juga tidak ada salahnya jika kita tetap membudidayakan peninggalan nenek moyang ini. 13. Blankon Sama halnya dengan kemben dan juga stagen yang hanya menjadi sebuah pelengkap, blangkon ini juga hanya sebagai pelengkap dari sebuah pakaian adat. Blankon ini sendiri merupakan penutup kepala yang terbuat dari kain yang sudah diikat. Pada umumnya blankon bercorak larik. Blankon ini memiliki fungsi untuk menyembunyikan rambut yang panjang. Konon katanya rambut panjang ini adalah aib, maka kita harus selalu menyembunyikan aib tersebut dengan blankon. Terdapat juga monjolan dari kain yang dibundel pada bagian belakang blankon. Monjolan ini adalah menjadi ciri khas dari blankon itu sendiri. Terdapat pula 2 ikatan pada bagian belakang blankon yang telah diikat dengan kuat. Dua ikatan ini dapat diibaratkan dua kalimat syahadat dan juga telah diikat kuat mempunyai arti bahwa seseorang harusnya mempunyai pendirian yang kuat. 14. Kuluk Kuluk ini adalah salah satu pelengkap dari sebuah pakaian adat yang mempunyai fungsi hampir sama dengan blankon yakni menutupi kepala. Hanya saja kuluk ini umumnya digunakan oleh laki β laki pada saat acara pernikahannya. Pada zaman dahulu kuluk ini biasa dipakai oleh banyak raja- raja untuk menghadiri berbagai upacara kerajaan. Oleh sebab itu, kuluk ini hanya dipakai pada saat acara tertentu saja dan juga tidak semua orang dapat menggunakan pakaian adat satu ini. 15. Keris Keris ini memang bukan termasuk ke dalam pakaian adat, namun keris adalah pelengkap paling utama yang harus ada di dalam penggunaan adat Jawa Tengah bagi seorang pria. Serasa ada yang kurang jika tidak menggunakan keris sebagai sebuah perhiasannya. Keris ini dapat digunakan hanya sebagai hiasan yang diletakkan pada bagian punggung. Karena hanya sebagai hiasan, jadi keris ini bukan suatu keris yang asli dan juga tajam. Hanya saja sepotong kayu yang telah diukir hampir menyerupai keris sungguhan dan juga dikemas dengan tempat keris sungguhan. Keberadaan dari keris ini tentunya telah membuat adat jawa menjadi sangat unik. Hanya saja pada saat ini sudah sangat jarang untuk menemukan orang yang menggunakan pakaian surja dan keris dalam kehidupan sehari-hari. Pakaian Adat Jawa Timur Pakaian Adat Jawa Tengah Pria dan Wanita Pakaian Adat Jawa Tengah Selain itu perbedaan yang terdapat pada keunikan pakaian adat Jawa Tengah dan juga Yogyakarta, untuk adat pernikahan juga sedikit berbeda walaupun jika dilihat secara sekilas hampir sama. Untuk tata rias pengantin busana solo atau Surakarta memiliki nilai filosofi yang tinggi. Untuk tata rias pengantin pria menggunakan baju beskap langen harjan dengan menggunakan blangkon dan juga batik wiron yang bermotid sidoasih prada. Kemudian untuk baju adat wanita daerah Jawa Tengah ini telah menggunakan kebaya panjang klasik dari bahan bluduru warna hitam yang berhias sulaman benang keemasan bermotif bunga manggar, sedangkan pada bagian bawah pakaian wanita ini menggunakan kain motif batik sidoasih prada. Tata riasnya sendiri menggunakan paes hitam pekat menghiasi dahi. Rambut dnegan ukel besar seperti bokor tengkurep berhias ronce melati tibo dodo dan juga tidak lupa diperindah dengan menggunakan perhiasan cundhuk sisir dan juga cundhuk mentul di bagian atas konde. Selain itu untuk solo putri, tata rias untuk pengantin juga terdapat solo basahan. Sedangakn untuk tata rias dan juga busana untuk pengantin Yogyakarta ada beberatap style misalnya paes ageng atau kebesaran, paes ageng kanigaran, jogja putri, dan juga kesatrian. Yang paling sering yaitu jogja paes ageng. Berbeda dengan busana pengantin jawa putri pengantin jogja paes ageng yang telah menggunakan dodot atau kampuh lengkap dengan perhiasan khusus. Paes hitam yang telah digunakan terdapat sisi keemasan pada dahi, rambut sanggul bokor dengan gajah ngolig yang menjuntai indah. Sedangkan untuk pengantin pria menggunakan kuluk menghiasi kepala, ukel ngore, atau buntut rumput yang telah menjuntai yang dilengkapi dengan sisir dan juga cundhuk mentul kecil. Budaya Baju Adat Jawa Tengah dan Sekitarnya Pakaian Adat Jawa Tengah Jika kita berbicara tentang budaya, selain dalam baju adat dan tata rias dalam proses pernikahan, setiap daerahnya juga memiliki beberapa budaya yang berbeda. Akan tetapi dengan perbedaan budaya dan juga adat istiadat ini menjadikan setiap warga Negara Indonesia harus dapat menghormati sesame dan lebih menyatukan Indonesia. Setelah tadi kita sudah melihat bagaimana perbedaan busana dari daerah di pulau Jawa khususnya yang berada di provinsi Jawa Tengah dan juga Yogyakarta, sekarang mari kita untuk melihat beberapa budaya yang ada di daerah Jawa Tengah, salah satunya yaitu budaya yang sangat lekat yakni kesenian. Setiap daerah memiliki kesenian masing-masing terutama yaitu seni tari. Untuk daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan juga Yogyakarta hampir memiliki kesenian tari daerah yang hampir sama dan tentunya senada. Namun ternyata ada beberapa perbedaan di dalamnya. Untuk tari-tarian di Jawa Tengah ini umumnya adalah suatu bentuk teater tari seperti wayang wong dan juga bedhana ketawang. Dua tarian ini adalah tarian pusaka raja Jawa. Bedhaya ketawang adalah jenis tarian yang telah diciptakan oleh raja mataram ketiga, sultan agung, dengan latar belakang mitos percintaan raja mataram pertama dengan kanjeng ratu kidul dan juga tarian ini dilakukan oleh Sembilan penari. Selain dengan adanya seni tari, di daerah Jawa Tengah ini juga terdapat kesenian wayang kulit. Meskipun tidak hanya di Jawa Tengah saja. Wayang kulit ini banyak sekali dipakai oleh orang-orang mulai dari seni pertunjukan hiburan, sampai dengan sebuah ceramah keagamaan. Bahasa yang telah dipakai untuk pertunjukan wayang kulit ini tentu saja bahasa dari masing-masing daerah yang sangat kental akan budaya. Selain dengan adanya wayang kulit ini, di Jawa Tengah juga terdapat wayang kulit gagrag banyumasan dan juga wayang bocah. Untuk wayang kulit Banyumasan ini hampir sama dengan wayang kulit namun memiliki ciri khas yang lebih pada sebuah teknik pembawaanya yang telah dipengaruhi oleh latar budaya masyarakat setempat yang mempunyai pola kehidupan tradisional yang agraris. Sedangkan untuk wayang bocah di daerah Solo ini dimainkan oleh anak-anak, meskipun telah dimainkan oleh anak-anak namun kepiawaian di dalam memainkan wayang tidak kalah menarik oleh dengan yang dimainkan oleh para orang dewasa pada umumnya. Kesimpulan Pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri dari kebaya, jawi jangkep, kanigaran, surjan, basahan, batik, beskap, sinjung atau dodot, jarik, kemben, kain tapih pinjung, stagen, kuluk, keris, dan juga blankon. Sangat banyak sekali jenis pakaian adat daerah Jawa Tengah ini, maka kita sebagai masyarakat yang baik harus dapat menjaga kekayaan yang kita miliki tersebut dan harus dapat melestarikannya agar tidak punah. Itulah beberapa jenis pakaian adat Jawa Tengah yang dapat anda ketahui. Kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik seharusnya tetap menjadi nilai adat khususnya dibidang pakaian adat. Budidayakan dan juga kenali pakaian adat yang berada disekitar agar tidak hilang dan juga diakui oleh bangsa lain. Baca Juga Pakaian Adat Jawa TimurGambarJawi Jangkep @https://pariwisataindonesia .id/ Jawi Jangkep merupakan pakaian adat Jawa Tengah resmi yang digunakan oleh pengantin pria. Dimana pakaian adat ini berupa baju beskap yang dilengkapi dengan berbagai macam motif bunga dengan bawahan yang berupa kain jarik dengan cara dililitkan ke pinggang. Pakaian Adat Jawa β Jawa merupakan salah satu daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Maka dari itu, pemerintah melakukan perpindahan atau migrasi penduduk khususnya untuk masyarakat di Jawa. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk Jawa semakin padat, oleh karena itu masyarakat keturunan Jawa banyak kita jumpai diberbagai daerah di Indonesia. Selain itu, Jawa juga terkenal akan keberagaman budayanya. Dari adat istiadat, kesenian, pakaian dan lain-lain. Disini saya akan membahas lebih detail mengenai pakaian adatnya, karena menurut saya pakaian adat khas daerah Jawa sangat menarik. Contohnya adalah Batik Jawa yang sudah terkenal sampai keluar negeri bahkan pernah menjadi problem dengan negara tetangga karena menyebut batik adalah kebudayaan asli mereka, padahal tidak. Umumnya pakaian adat ini digunakan diberbagai acara baik formal maupun non-formal seperti acara pernikahan dan bahkan ada juga yang menggunakan batik sebagai pakain sehari-hari. Mengapa demikian? Karena masyarakat Indonesia sudah menganggap hal yang biasa. Karena masyarakat menganggap pakaian adat Jawa, khususnya batik bukanlah pakaian yang ketinggalan zaman ataupun harus dikenakan diacara formal saja. Maka dari itu banyak sekali model pakaian adat jawab dirancang dengan model kekinian sehingga cocok dikenakan pemuda-pemudi sebagai pakain sehari-hari. Pakaian adat Jawa? Yuk langsung simak ulasan dibawah ini. Baca Juga Yuk Simak!!Pakaian Adat Bali Pria Dan Wanita Beserta Penjelasannya Pakaian Adat Jawa1. Kebaya2. Jawi Jangkep3. Beskap4. Surjan5. Kanigaran6. Basahan7. Batik Pakaian Adat Jawa 1. Kebaya Silontong Berbicara soal pakaian adat Jawa, tentunya hal yang paling utama terpikirkan adalah kebaya bukan. Kebaya ini sejenis blus, tunik maupun baju atasan tradisional yang dipakai oleh kaum wanita. Pada umumnya kebaya dibuat dengan bahan tipis yang di satu padukan dengan kain batik, sarung, atau songket. Asal usul nama kebaya yaitu berasal dari Bahasa Arab, abaya yang artinya pakaian. Ada yang menyebutkan bahwa asal mula kebaya dulunya dibawa dari negeri Tiongkok, kemudian mengalami alkulturasi budaya ketika sampai di Pulau Jawa. Pada waktu itu, kebaya merupakan salah satu lambang aristrokasi perempuan dari kaum bangsawan yang tujunnya untuk membedakan kasta dari keluarga kerajaan dengan rakyat jelata. Pada tahun 1817 Rables berpendapat bahwa jenis kebaya berbahan sutra, brokat, atau beludru dengan bukaan yang disatukan dengan bros di depan dada sudah ada sejak masa itu. Walaupun zaman sudah berkembang dengan pesat, kebaya ini tetap tidak mengurangi peminat untuk mengenakannya dan bahkan tetap selalu eksis era saat ini, karena perkembangan model kebaya mengikuti perkembangan fashion. 2. Jawi Jangkep Media Pendidikan Jawi Jangkep adalah salah satu pakaian adat Jawa yang dimiliki oleh provinsi Jawa Tengah. Jawi Jangkep ini dikenakan khusus untuk kaum pria. Perlu anda ketahui ternyata pakaian ini berasal dari adat Keraton Kasunanan Surakarta. Pakaian ini mempunyai dua jenis fungsi yang berbeda yaitu Jawi Jangkep dan Jawi Jangkep padintenan keseharian. Jawi Jangkep digunakan khusus untuk penggunaan atasan hitam yang hanya boleh dikenakan pada acara formal. Sementara Jawi Jangkep padintenan dikenakan pada bagian atasan berwarna selain hitam boleh dikenakan untuk acara non formal. Perlengkapan pakaian Jawi Jangkep diantaranya adalah Penutup kepala berupa blankon atau atasan dengan bagian belakang jauh lebih pendek untuk tempat timang, dan lerep sebagai sejenis ikat atau atau selop sebagai alas kaki. 3. Beskap Tokopedia Beskep merupakan salah satu jenis pakaian atasan pada Jawi Jangkep, tetapi dengan seiring berkembangnya zaman saat ini Beskap dikenakan secara terpisah. Budaya pemakaian Beskap ternyata sudah ada sejak zaman Mataram tepatnya akhir abad ke-18. Pakaian ini memiliki tampilan bentuk seperti kemeja lipat dan juga berkerah bukan lipat, pada umumnya beskap memiliki warna kain yang polos. Lalu kancing pada beskap berada pada sisi kanan dan kiri serta pola kancing menyamping. Sama halnya seperti pakaian atasan untuk Jawi Jangkep, pada bagian belakang beskap terbuka untuk tempat Beskap ini memiliki empat macam yaitu Beskap gaya Solo merupakan jenis beskap yang terinspirasi dari pakem budaya Keraton Kasunanan. Beskap gaya Yogya adalah beskap jenis ini merujuk pada pakem Keraton Kasultanan dan Beskap landing yaitu jenis beskap dengan bagian depan yang panjang Beskap gaya kulon. Baca Juga Berikut Ini Pakaian Adat Jawa Tengah Beserta Penjelasannya 4. Surjan Pustaka Dunia Surjan merupakan kemeja atasan yang khusus dikenakan oleh kaum laki-laki. Surjan memiliki tampilan bentuk seperti berlengan panjang dengan kerah tegak dan terbuat dari kain bermotif lurik atau bunga. Pada zaman dulu pakai surjan ini hanya boleh dikenakan olej kaum para bangsawan dan para abdi keraton. Sebutan nama surjan itu ternyata singkatan dari gabungan kata suraksa-janma yang artinya menjadi manusia. Ada juga yang berpendapat bahawa surjan berasal dari kata siro dan jan yang berarti pelita. Menurut sumber sejarah, pakaian surjan ini telah ada sejak zaman Mataram Islam yang diciptakan pertama kali oleh Sunan Kalijaga. Pakaian ini sering juga disebut sebagai pakaian taqwa karena memiliki makna religius. Apa saja makna yang terkandung di pakaian surjan tersebut, yuk simak penjelasannya dibawah ini Enam buah kancing pada kerah memiliki arti rukun buah kancing pada dada kiri dan kanan melambangkan dua kalimat buah kancing yang tidak terlihat di bagian dada dekat perut yang melambangkan nafsu manusia yang harus dikendalikan. 5. Kanigaran Hipwee Kanigaran adalah riasan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang disebut paes ageng kanigaran. Riasan ini diperbolehkan untuk oleh masyarakat umum pada masa pemerintahan Sultan HB IX. Kanigaran adalah suatu sarat akan makna filosofis dan banyak diminati calon pengantin, khususnya bagi yang berdarah jawa. Pakaian kanigaran ini terbuat dari bahan beludru warna hitam yang sudah dilengkapi dengan kain dodot atau kampuh sebagai bawahan. Riasan dan aksesoris beserta teknik pemakaiannya mempunyai aturan khusus tersendiri dan hanya perias terlatih yang mampu melakukannya. 6. Basahan Pinterest Sebagaimana halnya seperti kanigaran, basahan adalah suatu bentuk riasan yang digunakan oleh pengantin. Basahan ini sudah digunakan sejak pada kebudayaan Mataram, basahan umunya dijadikan sebagai dandanan acara pilihan untuk upacara. Untuk membedakan antara dandanan basahan dan kanigaran yaitu dari segi model berpakaiannya. Kanigaran mengenakan pakaian luaran berbahan beludru di luar kemben, sementara basahan pakaian luaran tersebut tidak ada. Riasan dan aksesoris yang digunakan hampir menyerupai pada dandanan paes ageng kanigaran. 7. Batik Tokopedia Batik adalah salah satu dari sekian banyak pakaian adat Jawa yang sudah terkenal di Mancanegra. Asal kata Batik ini yaitu hasil abreviasi dari kalimat jawa babat soko sak tithik, yang secara istilah dapat diartikan mengerjakan sesuatu sedikit demi sedikit. Ada juga yang berpendapat bahwa batik adalah gabungan dari amba yang berarti luas/lebar dan thik/titik/matik yang berarti membuat titik. Jadi dapat disimpulkan Batik memiliki arti sebagai menggambar dan menggabungkan titik-titik pada kain yang lebar. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO telah mengakui bahwa batik adalah warisan budaya aseli dari Indonesia. Semenjak waktu itu, batik semakin dikenal dan dikenakan banyak orang dimanapun berada. Seiring perkembangan zaman, model pakaian batik saat ini beraneka ragam baik dari desain maupun motifnya. Kain batik tidak hanya digunakan sebagai bahan bawahan untuk kebaya, tetapi juga sudah dijadikan untuk bahan pembuatan gaun ataupun atasan oleh para kaum wanita. Dengan demikian batik tidak akan termakan oleh waktu dan terus dapat meningkatkan kecintaan akan warisan budaya nasional. Sementara diseluruh instansi pemerintah yang ada di Indonesia telah mewajibkan untuk menggunakan batik, karena pemakaian batik dianggap sebagai seragam resmi di berbagai instansi pendidikan. Sehingga dengan bangganya budaya dalam negeri bukan berarti akan tertinggal dengan persaingan global. Baca Juga Pakaian Tradisional Vietnam Yang Digunakan Dalam Acara Pesta Demikian ulasan tentang Pakaian Adat Jawa, semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat untuk anda semua. Terima kasih atas perhatiannya
TembungKawi adalah tembung Jawa kuno yang sering digunakan untuk tembang, pewayangan, dan penulisan karya-karya sastra. Karena memiliki makna yang baik tembung kawi juga banyak digunakan untuk pemberian nama orang, nama bayi dan tempat usaha dengan harapan agar sesuai dengan arti yang baik pula.tengah terkenal kental dengan nuansa budaya, begitu juga dengan pakaian adatnya. Seperti apa pakaian adat jawa tengah yang berkelas dan mengandung makna, yuk simak ulasannya di bawah ini. Pakaian Adat Jawa Tengah Pakaian adat Jawa Tengah terdiri atas 4 macam yang semuanya mengandung makna dan berkelas bagi masyarakat jawa tengah. 1. Kain Jarik dan Batik Batik adalah kebanggaan bangsa Indonesia. Jawa Tengah jadi pusat batik terbesar di Indonesia. Karena itulah masyarakat Jawa tengah tak lepas dari batik dalam pakaian sehari-harinya. Terdapat banyak motif batik asal yang khas. Seperti batik Pekalongan, dengan motif batik tanaman dan hewan berwarna cerah. Lalu ada batik khas Solo yang dikenal dengan warna coklat karena berasal dari bahan alami. Selain batik ada juga kain jarik yang jadi pakaian adat daerah Jawa Tengah. Kain jarik punya motif yang mengandung makna tersendiri bagi masyarakat Jawa. Selain dipakai untuk pakaian, kain jarik juga kerap digunakan untuk menggendong bayi atau alas tidur bayi juga untuk berbagai keperluan lainnya. 2. Beskap dan Kebaya Pakaian adat Jawa TEngah berikutnya adalah beskap dan kebaya. Beskap biasa dikenakan untuk laki-laki, modelnya seperti jas dan punya warna bermacam-macam. Umumnya beskap tidak punya motif atau corak yang mencolok, hanya bentuk jas dengan warna gelap dan polos. Terdapat beberapa jenis beskap yaitu beskap gaya Yogya yang merujuk untuk keraton kesultanan. Selain itu ada juga Beskap gaya Solo yang terinspirasi pada budaya Keraton Kasunanan. Sementara itu Beskap Landung adalah beskap yang memiliki bagian depan lebih panjang. Selain beskap ada juga kebaya yang dipakai kaum wanita Jawa tengah. Pada zaman dulu, baju kebaya ini cuma dipakai untuk keluarga penting atau bangsawan. Tapi, saat ini kebaya sudah banyak dikenakan oleh seluruh kalangan masyarakat. Kebaya dibuat dari kain tipis, seperti sutra, katun dan nilon yang tembus pandang yang disertai dengan hiasan brokat ataupun sulam. 3. Kanigaran dan Basahan Selanjutnya ada Kanigaran yaitu pakaian adat khas Jawa Tengah yang dipakai untuk kalangan bangsawan ataupun keluarga keraton. Pakaian kanigaran terbuat dari beludru dengan warna hitam. Kanigaran dipilih sebagai pakaian pengantin karena mempunyai makna yang tinggi dan kental akan budaya masyarakat Jawa. Selain kanigaran adalah Basahan, untuk mengenakan Basahan harus disertai dengan riasan wajah yang dikenal dengan paes Ageng Kanigaran. Basahan juga disebut dengan nama Dodot. Kedua mempelai pengantin akan mengenakan kemben yang panjang dan lebar. Kemben biasa oleh masyarakat Jawa disebut dengan kain Dodot. 4. Jawi Jangkep Jawi Jangkep merupakan pakaian adat Jawa Tengah selanjutnya yang dipakai laki-laki. Terdapat 2 macam jawi jangkep yaitu Jawi Jangkep yang biasa digunakan untuk acara formal dengan warna hitam. Dan Jawi Jangkep yang digunakan untuk sehari-hari biasanya yang berwarna selain hitam. Pemakaian Jawi Jangkep disertai dengan atribut lainnya berupa beskap. Atribut Jawi Jangkep berupa beskap dipakai untuk acara-acara formal atau resmi yang memiliki bagian belakang lebih pendek dibandingkan bagian depan. Sedangkan bawahan yang dikenakan bersama Jawi Jangkep adalah kain jarik yang dililit di pinggang. Selain itu, atribut lainnya yaitu berupa blangkon. Blangkon bukan hanya untuk penutup kepala, melainkan hiasan kepala yang dibuat dari kain batik. Blangkon saat ini banyak digandrungi wisatawan sebagai souvenir dari budaya khas Jawa. Selain blangkon ada juga stagen, yaitu berupa gulungan kain tradisional. Stagen biasanya dikenakan oleh wanita Jawa. Stagen berguna untuk menonjolkan bentuk tubuh wanita dan menjaga pakaian tetap pada tempatnya sehingga tidak bisa bergeser. Selanjutnya ada ada juga atribut lainnya dari pakaian adat Jawa tengah ini yaitu berupa keris yang disematkan pada bagian belakang punggung pria, ikat pinggang serta alas kaki berbentuk selop. Untuk acara pernikahan, pemakaian Jawi Jangkep harus disertai rangkaian bunga melati yang dikalungkan pada leher. Untukmelengkapi pakaian jawi jangkep, biasanya dipakai blangkon, keris dan selop serta untaian bunga melati yang dikalungkan di leher. Tampilan ini memberi kesan pria-pria Jawa Tengah yang gagah dan santun. 3. Basahan, Busana Adat Jawa yang Dipakai Pengantin. Basahan adalah pakaian adat yang biasa dipakai para pengantin di Jawa selain Kanigaran. Pakaian Adat Jawa β Jawa menjadi etnis mayoritas yang ada di Indonesia. Walau sebagian besar menempati Pulau Jawa, akan tetapi keturunan dari Jawa juga tersebar di berbagai wilayah Indonesia yang kemudian juga berpengaruh pada budaya Jawa yang diadopsi dalam kehidupan sehari hari. Seperti daerah lainnya, Jawa menjadi suku yang sangat kaya akan kebudayaan dan adat seperti salah satunya yang bisa terlihat dari pakaian adat. Pakaian adat Jawa sudah sangat banyak digunakan dalam berbagai kegiatan baik yang formal maupun kasual. Pakaian adat jawa juga cukup beragam karena Pulau Jawa sendiri terbagi menjadi 3 provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan juga Jawa Barat. Berikut ini akan kami jelaskan apa saja pakaian adat Jawa yang bisa menambah informasi anda. Daftar Nama Pakaian Adat JawaKebayaJawi JangkepBeskapSurjanKanigaranBasahanBatikBaju Pesaan Khas Madura Daftar Nama Pakaian Adat Jawa Kebaya Kebaya adalah pakaian adat Jawa jenis blus, tunik atau atasan tradisional yang digunakan oleh para wanita. Umumnya, kebaya dibuat dari bahan kain tipis yang dikombinasikan dengan sarung, kain batik atau songket. Akan tetapi, nama kebaya sendiri diambil dari bahasa Arab yakni abaya yang berarti pakaian. Sumber lain mengatakan jika sebenarnya kebaya dibawa dari Tiongkok dan sudah mengalami akulturasi budaya ketika sampai di tanah Jawa. Pada masa tersebut, kebaya menjadi salah satu simbol aristrokasi perempuan bangsawan yang membedakan mereka dengan rakyat biasa. Rafles menulis jika jenis kebaya bahan sutra, brokat atau beludru dengan bukaan yang kemudian disatukan memakai bros pada bagian dada sudah ada sejak tahun 1817. Dengan perkembangan zaman, pakaian yang termasuk juga dalam baju adat Jawa Tengah Solo ini sudah mulai kehilangan peminat. Bisa dikatakan kebaya menjadi saksi perkembangan Indonesia sejak zaman kerajaan Nusantara hingga saat ini. Kebaya sudah digunakan oleh para wanita bangsawan, pakaian perempuan kolonial hingga berbagai acara formal. Selain itu perkembangan model kebaya juga terus mengikuti zaman sehingga masih sering digunakan hingga saat ini. Jawi Jangkep Gambar diatas adalah gambar pakaian adat Jawa Tengah. Jika kebaya merupakan pakaian resmi wanita, maka jawi jangkep adalah pakaian resmi untuk pria yang berasa dari Keraton Kasunanan Surakarta. Jawi jangkep terdiri dari dua jenis yakni Jawi Jangkep dan Jawi Jangkep Padintenan atau keseharian. Jawi jangkep mengkhususkan pemakaian atasan hitam yang hanya boleh dikenakan untuk acara formal. Sedangkan untuk jawi jangkep padintenan menggunakan atasan warna selain hitam yang dipakai pada acara non formal. Untuk perlengkapan pakaian adat Jawa selengkapnya adalah Setagen. Penutup kepala berupa destar atau blankon. Pakaian atasan dengan bagian belakang yang lebih pendek untuk tempat keris. Epek, timan serta lerep untuk ikat pinggang. Kain bawahan. Wangkingan atau keris. Canilan atau selop sebagai alas kaki. Sampai sekarang, pakaian jawi langkep ini juga masih banyak digunakan terutama dalam acara acara adat formal. Beskap Beskap juga merupakan salah satu pakaian adat Jawa berupa atasan untuk jawi jangkep. Akan tetapi, dengan semakin berkembangnya zaman, beskap ini juga sering dipakai secara terpisah. Tradisi memakai beskap ini sudah dilakukan sejak zaman Mataram pada akhir abad ke-18. Beskap ini memiliki bentuk kemeja lipat dan berkerah bukan lipat yang umumnya berwarna polos. Kancing pada beskap letaknya ada di sisi kanan serta kiri dan juga pola kancing menyamping. Sama seperti atasan pakaian adat Jawa lainnya, pada bagian belakang beskap juga dibuat terbuka sebagai tempat meletakkan keris. Beskap sendiri terdiri dari empat jenis yakni beskap bergaya Solo yakni jenis beskap yang diinspirasi dari pakem budaya Keraton Kasunanan, beskap gaya Yogya yang merujuk pada pakem Keratin Kasultanan, beskap landung yang merupakan jenis beskap dengan bagian depan panjang dan juga beskap gaya kulon. Surjan Gambar pakaian adat Jawa diatas bernama surjan yakni kemeja atasan yang khusus dipakai oleh kaum pria. Pakaian ini memiliki lengan panjang dengan kerah tegak serta terbuat dari kain bermotif lurik atau bunga. Nama surjan sendiri merupakan singkatan dari gabungan kata suraksa janma yang berarti manusia. Ada juga yang mengatakan jika surjan berasal dari kata siro dan jan yang berarti pelita. Dari catatan sejarah, surjan sudah ada sejak zaman Mataram islam yang diciptakan pertama kalinya oleh Sunan Kalijaga. Pakaian adat Jawa ini juga sering disebut dengan pakaian taqwa sebab mengandung makna yang religius, seperti 6 kancing pada bagian kerah menjadi lambang rukun iman. 2 buah kancing yang ada di bagian dada kiri dan kanan menjadi lambang dua kalimat Syahadat. 3 buah kancing yang tidka terlihat di bagian dada dekat dengan perut melambangkan nafsu manusia yang harus dikendalikan. Penggunaan surjan sendiri dulu hanya dikenakan oleh para bangsawan dan abdi keraton saja. Namun sekarang sudah bisa digunakan oleh masyarakat luas. Kanigaran Kanigaran sebenarnya merujuk pada riasan khusus pengantin dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta yang disebut dengan paes ageng kanigaran. Riasan tersebut digunakan juga oleh masyarakat umum pada masa pemerintahan Sultan HB IX. Kanigaran sarat dengan arti filosofis dan juga banyak digunakan calon pengantin khususnya yang berasal dari suku Jawa. Pakaian adat Jawa ini terbuat dari bahan beludru warna hitam yang dilengkapi juga dengan kain dodot atau kampuh untuk bawahan. Riasan dan juga aksesoris serta cara mengenakannya juga memiliki aturan khusus dan hanya perias terlatih saja yang bisa melakukannya. Basahan Sama seperti kanigaran, basahan juga merupakan riasan yang dipakai oleh pengantin. Basahan ini menjadi warisan kebudayaan Mataram yang masih juga dijadikan riasan pilihan di upacara pernikahan. Yang membedakan antara basahan dan kanigaran adalah dari gaya berpakaiannya. Kanigaran memakai pakaian luar berbahan beludru sesudah kemben. Sedangkan untuk basahan tidak memakai luaran tersebut. Riasan dan juga aksesoris yang dipakai hampir sama dengan riasan paes ageng kanigaran. Batik Batik merupakan pakaian adat Jawa selanjutnya. Batik sendiri diambil dari kalimat Jawa babat soko sak tithik yang bisa diartikan sebagai mengerjakan sesuatu secara sedikit demi sedikit. Ada juga yang menjelaskan jika batik merupakan gabungan dari kata amba yang berarti luas atau lebar dan juga thik atau titik atau matik yang berarti membuat titik yang jika diartikan menjadi menggambar dan menggabungkan beberapa titik pada kain yang lebar. Tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO sudah mengakui jika batik menjadi warisan budaya dari Indonesia yang kemudian membuat penggunaan batik semakin populer untuk berbagai kesempatan baik resmi atau tidak resmi. Bahkan, beberapa instansi pemerintahan dan juga swasta serta sekolah menggunakan batik sebagai seragam wajibnya. Selain motif baku dari keraton, para produsen batik juga semakin kreatif dan berani memberikan corak serta warna pada kain. Masing masing karakteristik motif tersebut juga dipengaruhi dengan kondisi geografis dan budaya setempat. Batik daerah pesisir umumnya lebih dinamis dalam penggunaan corak dan warna dibandingkan dengan daerah yang masih dipengaruhi dengan budaya Keraton. Dengan perkembangan zaman, kini model pakaian batik juga semakin beragam. Kain batik tidak hanya dijadikan sebagai bawahan ketika mengenakan kebaya, namun perempuan juga sudah menggunakan batik sebagai atasan bahkan untuk gaun. Baju Pesaan Khas Madura Pakaian adat Jawa khususnya Jawa Timur selanjutnya adalah baju pesaan khas Madura. Sebetulnya baju pesaan ini adalah baju yang dikenakan dalam keseharian yakni masyarakat Madura dan juga oleh sebagian pesisir utara provinsi Jawa Timur. Meski begitu, karena keunikan dari pakaian ini, akhirnya dijadikan sebagai ikon utama untuk mewakili provinsi Jawa Timur di taraf nasional. FeECe5.